Suatu hari Ayah Edy pernah ditanya:
"Apakah saya boleh mengajarkan anak saya membaca di usia dini..? Karena saat ini marak metode yang mengajarkan anak membaca di usia dini."
Agak sulit untuk menjawab pertanyaan ini, untuk itu mari kita tanya pada diri sendiri, Tujuan apa yang mendasari kita mengajari anak membaca. Apakah kita ingin anak kita bisa membaca atau kita ingin anak kita menjadi gemar membaca..? Pertanyaan ini sangat penting, karena jelas sekali bedanya anak yang bisa membaca dengan anak yang suka/gemar membaca.
Kalau
tujuan kita hanya agar anak kita bisa membaca, dan biasanya dengan
salah satu tujuan lainya adalah untuk dipamerkan pada saudara, kerabat
atau tetangga, sungguh ini sayang sekali dan tidak akan memberikan
manfaat maksimal bagi anak kita.
Namun kalau tujuan kita adalah agar anak kita suka/gemar membaca maka mungkin jauh lebih bermanfaat bagi mereka kelak. Tapi sayangnya mengajarkan anak membaca di usia yang terlalu dini justru tidak membuat anak menjadi gemar membaca.
Hasil
penelitian menjukkan bukti bahwa anak-anak yang diajari baca setelah
usia 7-8 tahun justru membaca buku dan menulis jauh lebih banyak
daripada anak yang diajari baca sejak usia 5 tahun.
Kemudian
hasil lain adalah bahwa kemampuan baca anak yang diajari baca sejak
usia 5 tahun dengan anak yang diajari baca di usia 7-8 tahun akan sama
kemampuannya pada saat mereka sama-sama berusia 10 tahun. Namun minat baca anak yang diajari sejak usia 5 tahun jauh lebih rendah dibanding anak yang diajari baca di usia 7-8 tahun.
Mengapa hal ini bisa terjadi..? Mari kita simak bersama penjelasannya.....
Otak anak pada usia dini itu bertumbuh sangat pesat, jika
kita mengembangkan kemampuan kreatif mereka maka syaraf-syaraf
kreatifnyalah yang akan berkembang sangat pesat. Hal ini di tandai
dengan rasa ingin tahu yang tinggi dari seorang anak. Namun
jika tidak maka rasa ingin tahu atau syaraf-syaraf kreatifnya melemah,
sehingga minat/rasa ingintahu anak pada berbagai hal juga melemah.
Oleh
karena itu berdasarkan penelitian. Diketahui bahwa jauh lebih penting
mengajarkan anak kreatifitas sehingga syaraf-syaraf kreatifnya bertumbuh
sempurna; syaraf kreatif yang tumbuh dengan sempurna ini akan akan membuat
anak memiliki rasa ingin tahu yang besar akan berbagai hal, lalu
setelah itu baru kemudian anak diajari bagaimana memenuhi rasa ingin tahunya tersebut melalui kemampuan membaca. Sehingga
setelah dia bisa membaca maka dia akan gunakan kemampuan bacanya
tersebut untuk mengeksplorasi segala informasi dari berbagai bahan
bacaan untuk memenuhi rasa ingin tahunya tersebut. Begitulah penjelasan Kathy H. Passeks, dalam bukunya yang berjudul Even Einstein did not learn a flash Card. atau Einstein ternyata tidak pernah belajar Flash Card.
Dari
penjelasan tersebut ternyata diketahui bahwa mengajari anak membaca di
usia dini justru kontra produktif terhadap pertumbuhan syaraf-syaraf
kreatif yang dimilikinya. Sehingga pada saat
anak sudah bisa membaca, dia tidak tahu untuk apa kemampuan itu dia
gunakan, karena rasa ingin tahunya akan sesuatu tidak ada. Oleh karena itu jika
kita perhatikan pendidikan-pendidikan usia dini yang ada di
negara-negara maju pada umumnya sebagian besar aktifitasnya di fokuskan
untuk membangkitkan kreatifitas anak melalui berbagai macam permainan
dan diskusi; mereka baru diperkenakan baca tulis hitung diusia kira-kira
7 atau 8 tahun.
Para orang tua/guru/pembaca yang saya cintai..
Coba perhatikan berapa banyak buku yang sudah kita baca dalam setahun..? Apakah menurut Anda minat membaca kita saat ini cukup besar..? Jika
tidak, mungkin bisa jadi karena kita dulu sejak kecil sudah difokuskan
untuk bisa membaca dan bukannya mengembangkan kreatifitas dan rasa ingin
tahu kita.
Akan tetapi sekali lagi segalanya terpulang kembali pada masing-masing orang tua. Apakah kita ingin anak kita cepat bisa membaca saja atau kita ingin anak kita menjadi anak yang gemar membaca..
Sumber: Ayah Edy.
No comments:
Post a Comment