REALLY LIKE THIS LYRIC ^^
我 相 信 苦 涩 的 眼 泪
wǒ xiāng xìn kǔ sè de yǎn lèi
我 不 信 甜 美 的 誓 言
wǒ bú xìn tián měi de shì yán
我 相 信 音 乐 就 该 音 乐
wǒ xiāng xìn yīn yuè jiù gāi yīn yuè
我 相 信 爱 情 的 纯 粹
wǒ xiāng xìn ài qíng de chún cuì
我 不 信 华 丽 的 诗 篇
wǒ bú xìn huá lì de shī piān
我 相 信 热 烈 的 争 辩
wǒ xiāng xìn rè liè de zhēng biàn
我 不 信 无 声 的 和 谐
wǒ bú xìn wú shēng de hé xié
我 相 信 秒 秒 的 瞬 间
wǒ xiāng xìn miǎo miǎo de shùn jiān
我 不 信 年 年 的 永 远
wǒ bú xìn nián nián de yóng yuǎn
我 相 信 摇 滚 就 能 万 岁
wǒ xiāng xìn yáo gǔn jiù néng wàn suì
[Chorus]
快 张 开 你 的 嘴 OAOA
kuài zhāng kāi nǐ de zuǐ OAOA
再 不 管 你 是 谁 OAOA
zài bù guǎn nǐ shì shuí OAOA
人 生 都 太 短 暂
rén shēng dōu tài duǎn zàn
别 想 别 怕 别 后 退
bié xiǎng bié pà bié hòu tuì
现 在 就 是 永 远
xiàn zài jiù shì yóng yuǎn
出 生 的 那 一 年 OAOA
chū shēng de nà yì nián OAOA
转 眼 就 这 一 天 OAOA
zhuán yǎn jiù zhè yì tiān OAOA
人 生 都 太 短 暂
rén shēng dōu tài duǎn zàn
去 疯 去 爱 去 浪 费
qù fēng qù ài qù làng fèi
和 我 再 唱 OAOAOA
hé wǒ zài chàng OAOAOA
Blog that dedicated to my dearest son and YOU (READER)... Inspired by Ayah Edy...
Saturday, September 24, 2011
Thursday, September 22, 2011
MAYDAY - OAOA
Woohoo... I'm crazily love this song.. Mayday's newest song.. REALLY LOVE..
I LOVE YOU MAYDAY...
I LOVE YOU MAYDAY...
Tuesday, September 13, 2011
Amazing Places To Experience Around The Globe.. --Part 2
Pikiran masih terpikir mau holiday saja nich.. Hehe..
Beberapa alternatifnya adalah sebagai berikut (walaupun dompet masih tipis, hehe..):
Tian Tan Buddha on Lantau Island, Hong Kong.
Fernando De Noronha - Brazil.
Spirit Island, Magligne Lake, Alberta, Canada.
Rice Field Terraces in Yunnan, China.
Bern, Switzerland.
Coron Palawan, Philippines.
Rocky Village, Vernazza, Italy.
Porto Katsiki, Lefkada Island, Greece.
Lower Lewis River Falls - Gifford Pinchot National Forest - Washington, USA.
Pangong Tso Lake in the Himalayas.
Golden Eye Hotel - St. Mary, Jamaica.
Golden Horn, Brac Island - Croatia.
William Bay, Western Australia.
Soneva Fushi, Maldives.
The Whanganui River, North Island, New Zealand.
Alentejo, Portugal.
Etretat, Normandy, France.
The Pearl Waterfall, Jiuzhaigou Valley, China.
Norway.
Awapuhi Trail Kauai, Hawaii.
Santa Domenica nel Salento.
Sumber: Stumble Upon.
Beberapa alternatifnya adalah sebagai berikut (walaupun dompet masih tipis, hehe..):
Tian Tan Buddha on Lantau Island, Hong Kong.
Fernando De Noronha - Brazil.
Spirit Island, Magligne Lake, Alberta, Canada.
Rice Field Terraces in Yunnan, China.
Bern, Switzerland.
Coron Palawan, Philippines.
Rocky Village, Vernazza, Italy.
Porto Katsiki, Lefkada Island, Greece.
Lower Lewis River Falls - Gifford Pinchot National Forest - Washington, USA.
Pangong Tso Lake in the Himalayas.
Golden Eye Hotel - St. Mary, Jamaica.
Golden Horn, Brac Island - Croatia.
William Bay, Western Australia.
Soneva Fushi, Maldives.
The Whanganui River, North Island, New Zealand.
Alentejo, Portugal.
Etretat, Normandy, France.
The Pearl Waterfall, Jiuzhaigou Valley, China.
Norway.
Awapuhi Trail Kauai, Hawaii.
Santa Domenica nel Salento.
Sumber: Stumble Upon.
Monday, September 12, 2011
Anda percaya pada Tes IQ???
Suatu hari Ayah Edy pernah ditanya oleh bu Deasy yang tinggal di Bandung, berikut adalah pertanyaan persisnya: Ayah Edy, Saya Deasy, Ibu dari tiga orang anak 9, 7 dan 2 tahun. Setelah membaca ulasan ayah sebelumnya saya jadi tergelitik untuk ikutan bertanya, mengenai tes IQ. Anak saya yang pertama dan kedua pernah mengikuti tes IQ dengan hasil yang berbeda, dimana kakaknya redah tapi adiknya justru tinggi sekitar 130. Pertanyaan saya adalah.. apa iya kalo anak tes IQnya tinggi pasti pintar dan kalo tes IQnya rendah pasti bodoh dan jadi anak gagal dikehidupan..? Bagaimana pandangan Ayah tentang hal ini..?
Inilah jawaban Ayah Edy pada beliau:
Bu Deasy yang baik, sebelumnya mari kita ketahui dulu sejarah mengenai apa dan untuk apa tes IQ dilakukan. Tes IQ pertama kali di perkenalkan kira-kira tahun 1911 oleh Alfred Binet, seorang psikolog berkebangsaan Prancis. Adapun tujuan dilakukan tes IQ waktu itu adalah untuk seleksi standar masuk militer atau pekerjaan. Kemudian tes ini berkembang keseluruh dunia sebagai tes seleksi standar dalam hampir semua bidang.
Menurut pandangan Multiple Intelligence (MI) bahwa tes ini sesungguhnya hanya mampu mengidentifikasi salah satu kecerdasan saja, yakni Logika Matematika, padahal kecerdasan manusia itu sangat bervariasi dan tak terhingga, tidak bisa semuanya teridentifikasi oleh tes IQ semacam ini. Contohnya bagaimana kita mengidentifikasi kecerdasan Pablo Picaso, Shakespeare, Thomas Edison, Steven Spielberg dan para jenius dunia lainnya yang pada masa kecilnya dianggap sebagai anak yang biasa-biasa saja..?
Anak-anak yang mendapatkan skor tingggi dalam tes IQ menunjukkan bahwa ia memiliki potensi intelegensia Logika Matematika yang bagus dan sebaliknya. Sementara pandangan MI adalah kecerdasan manusia tidak dapat diukur, karena sifat otak manusia yang terus berkembang dan dinamis. Hal ini bisa dibuktikan bahwa anak yang sama bila di tes IQ berulang-ulang dalam selang waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, dan kerapkali faktor emosional juga ikut berperan di dalamnya.
MI lebih menekankan pada aspek pengamatan potensi unggul anak dan bukan pada aspek pengukuran. Sehingga MI pada aplikasinya akan selalu dapat mengetahui sisi-sisi keunggulan anak dan membantunya untuk mencapai hasil yang terbaik, sebaliknya tes IQ dalam aplikasinya terbatas hanya pada memberikan label-label pada anak seperti Cerdas, Rata-rata, Dibawah rata-rata dst. yang justru akan membuat pertumbuhan dinamis otak anak terganggu. Tes IQ jika kita perhatikan hampir tidak pernah dapat memberikan jalan keluar bagi anak-anak yang mendapat skor rendah, bahkan mengesankan bahwa mereka yang mendapat skor rendah cenderung akan tervonis manjadi anak gagal.
Jadi sekali lagi perlu kita ingat bahwa dalam konsep MI yang didukung oleh penelitian Sains Otak, mamandang bahwa tidak ada anak yang bodoh, semua anak terlahir pintar, ya.. pintar pada bidang-bidang yang menjadi keunggulannya masing-masing.
Bu Deasy yang baik, menjawab pertanyaan ibu apakah adiknya kelak akan jauh lebih sukses dari kakaknya dalam hidup, tentu saja saya tidak bisa memastikannya, karena kesuksesan hidup itu banyak sekali faktor penentunya, tidak hanya faktor IQ tinggi saja, malainkan juga faktor Emotional Intelligence, lingkungan pembentuknya, dsb.
Berikut ini ada sebuah guyonan terkenal yang mungkin juga baik untuk kita renungkan bersama.
Suatu ketika ada 3 orang sahabat yang kuliah di Universitas Harvard, dan pada saat mereka selesai ujian sahabat A mendapat nilai paling tinggi di tesnya, sahabat B sedang-sedang saja, kemudian sahabat C mendapat nilai paling rendah. Tak lama kemudian sahabat A karena nilainya sangat tinggi cepat mendapat pekerjaan, begitu juga sahabat B meskipun sulit akhirnya mendapatkan juga. Namun malangnya sahabat C sulit sekali mendapat pekerjaan dengan nilainya yang sedemikian rendah dan pas-pasan.
30 tahun berlalu sudah, tiba-tiba ketiga sahabat tersebut terkaget-kaget waktu bertemu di satu perusahaan. Eh ngomong-ngomong kok bisa ya kita ketemu disini, lalu sahabat yang paling rendah nilainya bertanya pada sahabat A, eh kamu di sini jadi apa..? Lalu dengan bangga sahabat A menjawab, oh kamu tidak tahu rupanya kalo aku adalah konsultan senior untuk perusahan ini, lalu kalo kamu jadi apanya tanya sahabat C pada sahabat B, Oh kamu juga enggak tau ya..kalo aku ini adalah salah satu Direktur diperusahaan ini. Sahabat C tampak terkagum-kagum, Oh kalian semua hebat, luar biasa katanya.. Lalu kedua sahabat A & B tertegun sejenak, dan secara bersamaan bertanya...lah kalo kamu sendiri ada disini sedang apa..? Lalu dengan santai sahabat C menjawab, Oh kalo saya sedang ada rapat komisaris pemegang saham di perusahaan saya ini.
Bill Gate adalah orang yang sangat menyukai guyonan ini. Meskipun Bill Gate tidak pernah lulus dari Harvard, namun ia telah membuktikan pada dunia bahwa sukses yang diraihnya tidak ditentukan oleh skoring nilai dan tes melainkan dari Potensi unggul yang berhasil di gali dan dikembangkan hingga menjadi yang terbaik di bidangnya.
SUMBER: Majalah Mother & Baby, Rubrik Ayah Edy Menjawab.
Inilah jawaban Ayah Edy pada beliau:
Bu Deasy yang baik, sebelumnya mari kita ketahui dulu sejarah mengenai apa dan untuk apa tes IQ dilakukan. Tes IQ pertama kali di perkenalkan kira-kira tahun 1911 oleh Alfred Binet, seorang psikolog berkebangsaan Prancis. Adapun tujuan dilakukan tes IQ waktu itu adalah untuk seleksi standar masuk militer atau pekerjaan. Kemudian tes ini berkembang keseluruh dunia sebagai tes seleksi standar dalam hampir semua bidang.
Menurut pandangan Multiple Intelligence (MI) bahwa tes ini sesungguhnya hanya mampu mengidentifikasi salah satu kecerdasan saja, yakni Logika Matematika, padahal kecerdasan manusia itu sangat bervariasi dan tak terhingga, tidak bisa semuanya teridentifikasi oleh tes IQ semacam ini. Contohnya bagaimana kita mengidentifikasi kecerdasan Pablo Picaso, Shakespeare, Thomas Edison, Steven Spielberg dan para jenius dunia lainnya yang pada masa kecilnya dianggap sebagai anak yang biasa-biasa saja..?
Anak-anak yang mendapatkan skor tingggi dalam tes IQ menunjukkan bahwa ia memiliki potensi intelegensia Logika Matematika yang bagus dan sebaliknya. Sementara pandangan MI adalah kecerdasan manusia tidak dapat diukur, karena sifat otak manusia yang terus berkembang dan dinamis. Hal ini bisa dibuktikan bahwa anak yang sama bila di tes IQ berulang-ulang dalam selang waktu yang berbeda akan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, dan kerapkali faktor emosional juga ikut berperan di dalamnya.
MI lebih menekankan pada aspek pengamatan potensi unggul anak dan bukan pada aspek pengukuran. Sehingga MI pada aplikasinya akan selalu dapat mengetahui sisi-sisi keunggulan anak dan membantunya untuk mencapai hasil yang terbaik, sebaliknya tes IQ dalam aplikasinya terbatas hanya pada memberikan label-label pada anak seperti Cerdas, Rata-rata, Dibawah rata-rata dst. yang justru akan membuat pertumbuhan dinamis otak anak terganggu. Tes IQ jika kita perhatikan hampir tidak pernah dapat memberikan jalan keluar bagi anak-anak yang mendapat skor rendah, bahkan mengesankan bahwa mereka yang mendapat skor rendah cenderung akan tervonis manjadi anak gagal.
Jadi sekali lagi perlu kita ingat bahwa dalam konsep MI yang didukung oleh penelitian Sains Otak, mamandang bahwa tidak ada anak yang bodoh, semua anak terlahir pintar, ya.. pintar pada bidang-bidang yang menjadi keunggulannya masing-masing.
Bu Deasy yang baik, menjawab pertanyaan ibu apakah adiknya kelak akan jauh lebih sukses dari kakaknya dalam hidup, tentu saja saya tidak bisa memastikannya, karena kesuksesan hidup itu banyak sekali faktor penentunya, tidak hanya faktor IQ tinggi saja, malainkan juga faktor Emotional Intelligence, lingkungan pembentuknya, dsb.
Berikut ini ada sebuah guyonan terkenal yang mungkin juga baik untuk kita renungkan bersama.
Suatu ketika ada 3 orang sahabat yang kuliah di Universitas Harvard, dan pada saat mereka selesai ujian sahabat A mendapat nilai paling tinggi di tesnya, sahabat B sedang-sedang saja, kemudian sahabat C mendapat nilai paling rendah. Tak lama kemudian sahabat A karena nilainya sangat tinggi cepat mendapat pekerjaan, begitu juga sahabat B meskipun sulit akhirnya mendapatkan juga. Namun malangnya sahabat C sulit sekali mendapat pekerjaan dengan nilainya yang sedemikian rendah dan pas-pasan.
30 tahun berlalu sudah, tiba-tiba ketiga sahabat tersebut terkaget-kaget waktu bertemu di satu perusahaan. Eh ngomong-ngomong kok bisa ya kita ketemu disini, lalu sahabat yang paling rendah nilainya bertanya pada sahabat A, eh kamu di sini jadi apa..? Lalu dengan bangga sahabat A menjawab, oh kamu tidak tahu rupanya kalo aku adalah konsultan senior untuk perusahan ini, lalu kalo kamu jadi apanya tanya sahabat C pada sahabat B, Oh kamu juga enggak tau ya..kalo aku ini adalah salah satu Direktur diperusahaan ini. Sahabat C tampak terkagum-kagum, Oh kalian semua hebat, luar biasa katanya.. Lalu kedua sahabat A & B tertegun sejenak, dan secara bersamaan bertanya...lah kalo kamu sendiri ada disini sedang apa..? Lalu dengan santai sahabat C menjawab, Oh kalo saya sedang ada rapat komisaris pemegang saham di perusahaan saya ini.
Bill Gate adalah orang yang sangat menyukai guyonan ini. Meskipun Bill Gate tidak pernah lulus dari Harvard, namun ia telah membuktikan pada dunia bahwa sukses yang diraihnya tidak ditentukan oleh skoring nilai dan tes melainkan dari Potensi unggul yang berhasil di gali dan dikembangkan hingga menjadi yang terbaik di bidangnya.
SUMBER: Majalah Mother & Baby, Rubrik Ayah Edy Menjawab.
Sekolah MONYET Vs Sekolah MANUSIA..
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia....
Sudah tahukah anda bahwa di Thailand ada sebuah Sekolah Akedemi yang didirikan dengan siswanya terdiri dari para monyet, ya...para monyet yang nantinya akan dipekerjakan di perkebunan-perkebunan besar di Thailand..?
Jadi ternyata Thailand si Negara penghasil perkebunan nomer satu di dunia tersebut, pekerjanya sebagaian adalah para Monyet.. ya para monyet yang dididik di sekolah akedemi monyet milik Khuru Samporn. Atau yang lebih terkenal sebagai Samporn Monkey Training College, yang didirikan pada tahun 1957 di District Kancha-nadit, Provinsi Surat Thani.
Ternyata tempat ini tidak hanya sebagai akademi pelatihan monyet saja, melainkan telah berkembang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh Turis Asing Manca Negara, dan tak jarang dari mereka adalah para pendidik yang khusus berkunjung untuk melihat langsung dan mempelajari metode pendidikan di sana.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia.. Sungguh suatu kebesaran jiwa yang luar biasa dari para turis asing yang telah mau belajar dari sekolah ini..ya belajar dari Sekolah Monyet., karena banyak dari mereka yang datang ternyata berprofesi sebagai pendidik di negaranya.
Ada apakah gerangan yang menarik dari sekolah ini, hingga berhasil mengundang para pendidik dari sekolah manusia untuk studi banding ke sini..?
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia mari kita simak apa saja keunikan yang dimilikinya:
Sudah tahukah anda bahwa di Thailand ada sebuah Sekolah Akedemi yang didirikan dengan siswanya terdiri dari para monyet, ya...para monyet yang nantinya akan dipekerjakan di perkebunan-perkebunan besar di Thailand..?
Jadi ternyata Thailand si Negara penghasil perkebunan nomer satu di dunia tersebut, pekerjanya sebagaian adalah para Monyet.. ya para monyet yang dididik di sekolah akedemi monyet milik Khuru Samporn. Atau yang lebih terkenal sebagai Samporn Monkey Training College, yang didirikan pada tahun 1957 di District Kancha-nadit, Provinsi Surat Thani.
Ternyata tempat ini tidak hanya sebagai akademi pelatihan monyet saja, melainkan telah berkembang menjadi objek wisata yang banyak dikunjungi oleh Turis Asing Manca Negara, dan tak jarang dari mereka adalah para pendidik yang khusus berkunjung untuk melihat langsung dan mempelajari metode pendidikan di sana.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia.. Sungguh suatu kebesaran jiwa yang luar biasa dari para turis asing yang telah mau belajar dari sekolah ini..ya belajar dari Sekolah Monyet., karena banyak dari mereka yang datang ternyata berprofesi sebagai pendidik di negaranya.
Ada apakah gerangan yang menarik dari sekolah ini, hingga berhasil mengundang para pendidik dari sekolah manusia untuk studi banding ke sini..?
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia mari kita simak apa saja keunikan yang dimilikinya:
1. Sekolah adalah tempat yang dibuat senyaman mungkin untuk para monyet.
Khuru Samporn menjelaskan bahwa para monyet ini akan dapat menyerap ilmu pelajaran dengan baik, apa bila dia benar-benar merasa nyaman dan menganggap bahwa sekolah adalah tempat favoritnya. Oleh karena itu bentuk sekolahnya dibuat sedemikian mirip dengan tempat habitat alami para monyet dulu berada.
2. Proses penerimaan siswa Khuru Samporn tidak pernah membeda-bedakan calon siswa, baik yang jinak, liar, setengah liar atau amat sangat liar.
Semua calon siswa diterima dengan tangan terbuka tanpa perlu ada ujian saringan, asalkan usianya sudah mencukupi. Karena usia yang kurang dari 2 tahun, mestinya monyet tersebut masih harus hidup dengan ibunya untuk mendapatkan kasih sayang sebagai anak-anak dan belum layak untuk dipaksa menjadi pekerja perkebunan. Kata Khuru Samporn, Bukan main.. betapa arif dan bijaksananya beliau..
3. Mendidik dengan penuh kasih sayang.
Khuru Samporn selalu menekankan tidak boleh digunakan kekerasan, pukulan dan hukuman kepada para monyet, melainkan melalui pendekatan dengan penuh kasih sayang sebagaimana layaknya orang tua pada anaknya. Khuru Samporn melakukan pendekatan mulai sejak monyet tersebut berprilaku sangat liar hingga saat lulus nanti prilakunya akan menjadi sangat jinak dan kooperatif dengan metode yang penuh kelembutan. Mulai dari memberi makan, mengajak main, membelai dan sebagainya.
4. Setiap monyet yang ingin bersekolah dapat masuk kapan saja sepanjang tahun asalkan usianya sudah mencukupi.
Disana tidak mengenal dan tidak ada yang namanya tahun ajaran monyet.
5. Mendidik monyet berdasarkan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
Dimana ternyata masing-masing monyet memiliki kemampuan dan kecepatan belajar yang berbeda-beda, tutur Khuru Samporn.
6. Setiap siswa dididik untuk berhasil menguasai keahlian-keahlian dasar, menengah dan tinggi. Tanpa ada satu siswapun yang gagal.
Jadi saat mereka lulus masing-masing monyet memiliki keahlian yang lebih kurang sama, satu sama lainnya.
7. Khuru samporn juga bertanggung jawab untuk memperbaiki prilaku monyet termasuk ada kalanya ada monyet yang kecanduan rokok, dan gemar merokok akibat kebiasaan orang membuang puntung sembarangan dan dipungut oleh monyet tersebut.
Dengan sabar Khuru Samporn melakukan terapi penyembuhan bagi sang monyet hingga ia benar-benar berhenti merokok. Khuru Samporn belum pernah mengeluarkan siswanya karena prilaku bermasalah ataupun dengan alasan ketidak mampuan belajar. Khuru Samporn merasa bertanggung jawab terhadap setiap muridnya meskipun dengan segala keterbatasan yang mereka miliki.
Masih banyak lagi nilai-nilai luhur pendidikan yang diterapkan di akademi ini dalam proses belajar mengajar seperti belajar dengan melakukan (Leaning by experience), belajar dari yang mudah ke yang semakin sulit, guru adalah sahabat bagi siswa. Proses belajar harus menyenangkan, memperlakukan siswa sesuai kebutuhan dan kemampuannya masing-masing.
Dan yang paling mengagumkan adalah bahwa akademi ini tidak melakukan ujian akhir bagi kelulusan para siswanya juga tidak mengeluarkan ijasah atau gelar bagi para lulusannya. Melainkan meng-garansi setiap siswa lulusannya akan dapat melakukan pekerjaanya dengan sangat mahir sesuai tingkatan pendidikan yang diikutinya. Dan apa bila ternyata ada siswa yang dianggap tidak memuaskan, maka siswa tersebut berhak untuk mendapatkan pendidikan ulang tanpa dipungut biaya tambahan.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..
Namun ternyata hingga saat ini para pemilik monyet yang menyekolahkan monyetnya di Samporn Monkey Training College merasa sangat puas dan belum pernah ada komplain terhadap hasil kerja para monyet lulusan akademi ini.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..sungguh sekolah yang luar biasa bukan..? Coba bandingkan dengan sekolah tempat anak kita saat ini bersekolah, apakah lebih baik atau malah lebih buruk dari sekolah Monyet ini..?
Semakin hari sekolah ini semakin terkenal dan dipenuhi oleh para siswa dari berbagai pelosok daerah di Thailand karena keberhasilnya mencetak lulusan-lulusan unggul berkualitas bagi para pemilik perkebunan.
Sekolah ini juga telah dikunjungi oleh para praktisi pendidikan dan organisasi-organisasi pendidikan dunia, seperti UNESCO, UNICEF, ONEC dsb untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran moral dan wacana membuka wawasan untuk dapat membangun konsep pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak manusia.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..
Jika Anda penasaran dan kebetulan berkunjung ke Thailand mungkin Anda bisa mampir sebentar ke Samporn Monkey Training College untuk dapat melihat langsung barang sejenak agar nantinya dapat berbagi cerita pada para guru di tempat anak-anak kita bersekolah atau pada siapapun yang peduli akan nasib pendidikan bangsa ini.
Sumber: Buku Ayah Edy Judul: I love you Ayah, Bunda Penerbit: Hikmah, Mizan Grou.
Masih banyak lagi nilai-nilai luhur pendidikan yang diterapkan di akademi ini dalam proses belajar mengajar seperti belajar dengan melakukan (Leaning by experience), belajar dari yang mudah ke yang semakin sulit, guru adalah sahabat bagi siswa. Proses belajar harus menyenangkan, memperlakukan siswa sesuai kebutuhan dan kemampuannya masing-masing.
Dan yang paling mengagumkan adalah bahwa akademi ini tidak melakukan ujian akhir bagi kelulusan para siswanya juga tidak mengeluarkan ijasah atau gelar bagi para lulusannya. Melainkan meng-garansi setiap siswa lulusannya akan dapat melakukan pekerjaanya dengan sangat mahir sesuai tingkatan pendidikan yang diikutinya. Dan apa bila ternyata ada siswa yang dianggap tidak memuaskan, maka siswa tersebut berhak untuk mendapatkan pendidikan ulang tanpa dipungut biaya tambahan.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..
Namun ternyata hingga saat ini para pemilik monyet yang menyekolahkan monyetnya di Samporn Monkey Training College merasa sangat puas dan belum pernah ada komplain terhadap hasil kerja para monyet lulusan akademi ini.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..sungguh sekolah yang luar biasa bukan..? Coba bandingkan dengan sekolah tempat anak kita saat ini bersekolah, apakah lebih baik atau malah lebih buruk dari sekolah Monyet ini..?
Semakin hari sekolah ini semakin terkenal dan dipenuhi oleh para siswa dari berbagai pelosok daerah di Thailand karena keberhasilnya mencetak lulusan-lulusan unggul berkualitas bagi para pemilik perkebunan.
Sekolah ini juga telah dikunjungi oleh para praktisi pendidikan dan organisasi-organisasi pendidikan dunia, seperti UNESCO, UNICEF, ONEC dsb untuk dijadikan sebagai sumber pembelajaran moral dan wacana membuka wawasan untuk dapat membangun konsep pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak manusia.
Para orang tua/guru/pembaca yang berbahagia..
Jika Anda penasaran dan kebetulan berkunjung ke Thailand mungkin Anda bisa mampir sebentar ke Samporn Monkey Training College untuk dapat melihat langsung barang sejenak agar nantinya dapat berbagi cerita pada para guru di tempat anak-anak kita bersekolah atau pada siapapun yang peduli akan nasib pendidikan bangsa ini.
Sumber: Buku Ayah Edy Judul: I love you Ayah, Bunda Penerbit: Hikmah, Mizan Grou.
Amazing Places To Experience Around The Globe.. --Part 1
It has been a long time I didn't go for holiday..^^
Pengen dech sekali-kali Holiday ke tempat yang pemandangannya indaaahhh..
Pemandangan indah yang seperti apa..? Mari kita cek satu per satu tempatnya, siapa tau Anda juga berminat ke sana.. Hehe.. :p
(nama tempat tertera di bawah gambar)
Preachers Rock, Preikestolen, Norway.
Blue Caves - Zakynthos Island, Greece.
Skaftafeli - Iceland.
Plitvice Lakes – Croatia.
Crystalline Turquoise Lake, Jiuzhaigou National Park, China.
Four Seasons Hotel - Bora Bora.
Ice skating on Paterswoldse Meer, a lake just South of the city of Groningen in the Netherlands.
Marble Caves, Chile Chico, Chile.
The Gardens at Marqueyssac.
Ice Canyon - Greenland.
Capilano Suspension Bridge, Vancouver, British Columbia.
Valley of the Ten Peaks, Moraine Lake, Alberta, Canada.
Multnomah Falls, Oregon.
Seljalandsfoss Waterfall on the South Coast of Iceland.
Petra - Jordan (at night).
Verdon, Provence, France.
Wineglass Bay, Freycinet National Park, Tasmania, Australia.
Norway Alesund Birdseye of City.
Benteng Chittorgarh, India.
Riomaggiore, Italy.
Keukenhof Gardens - Netherlands.
Sky Lantern Festival - Taiwan.
Restaurant near Sanyou Cave above The Chang Jiang river, Hubei, China.
East Iceland.
Lucca, Tuscany, Italy.
New York City.
Sumber: Stumble Upon.
Pengen dech sekali-kali Holiday ke tempat yang pemandangannya indaaahhh..
Pemandangan indah yang seperti apa..? Mari kita cek satu per satu tempatnya, siapa tau Anda juga berminat ke sana.. Hehe.. :p
(nama tempat tertera di bawah gambar)
Preachers Rock, Preikestolen, Norway.
Blue Caves - Zakynthos Island, Greece.
Skaftafeli - Iceland.
Plitvice Lakes – Croatia.
Crystalline Turquoise Lake, Jiuzhaigou National Park, China.
Four Seasons Hotel - Bora Bora.
Ice skating on Paterswoldse Meer, a lake just South of the city of Groningen in the Netherlands.
Marble Caves, Chile Chico, Chile.
The Gardens at Marqueyssac.
Ice Canyon - Greenland.
Capilano Suspension Bridge, Vancouver, British Columbia.
Valley of the Ten Peaks, Moraine Lake, Alberta, Canada.
Multnomah Falls, Oregon.
Seljalandsfoss Waterfall on the South Coast of Iceland.
Petra - Jordan (at night).
Verdon, Provence, France.
Wineglass Bay, Freycinet National Park, Tasmania, Australia.
Norway Alesund Birdseye of City.
Benteng Chittorgarh, India.
Riomaggiore, Italy.
Keukenhof Gardens - Netherlands.
Sky Lantern Festival - Taiwan.
East Iceland.
Lucca, Tuscany, Italy.
New York City.
Sumber: Stumble Upon.
Subscribe to:
Posts (Atom)